Miniatur
Akulturasi Kebudayaan
Judul
Buku : A Miracle of Touch
Penulis : Riawani Elyta
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : November 2013
Tebal
Buku : 240 halaman; 20 cm
ISBN : 978-979-22-9949-6
Jika
film India nyaris tidak pernah tidak menyuguhkan tarian dan nyanyian khas
sepanjang cerita, tidak demikian halnya dengan kisah yang satu ini. A Miracle
of Touch, sebuah novel besutan penulis andal, Riawani Elyta, yang mengusung
budaya India sebagai salah satu unsur pendukung novelnya. Adalah Talitha,
seorang gadis Indonesia yang bekerja sebagai dietician di sebuah klinik di Singapura, yang menjadi tokoh
utamanya. Demi alasan efisisensi, klinik tempatnya bekerja, Freshy &
Healthy, tak lagi berkenan memberi rekomendasi untuk perpanjangan izin kerja
baginya. Tanpa rekomendasi tersebut berarti sebagai tenaga kerja asing Talitha
tak lama lagi harus keluar dari sana.
Andai
Talitha bukan menjadi harapan keluarga dalam hal finansial, tentu itu tidak
terlalu menjadi persoalan. Masalahnya, Talitha adalah tulang punggung keluarga
sejak sang ayah tiada. Dua orang adik yang harus ia tanggung biaya
pendidikannya, juga sang ibu yang menderita sakit sehingga harus menjalani
terapi dengan biaya yang tak sedikit. Sungguh sebuah kondisi pelik yang harus
segera dicari solusinya.
Di
tengah kegundahannya, seorang kawan mencetuskan sebuah ide gila demi
menyelamatkan Talitha dari ancaman pemecatan. “Menikahlah dengan pria di sini, atau setidaknya permanent resident, maka otomatis kau akan mendapatkan status
yang sama pula. Dengan status itu, kau tak hanya mendapatkan kembali izin
kerjamu, tetapi sebagian besar hak warga lokal pun layak kau dapatkan.” (halaman
16)
Keterpaksaan
menjadi satu-satunya alasan bagi Talitha untuk akhirnya melaksanakan ide gila
tersebut. Hal inilah yang kemudian membuat ia bersepakat menikah dengan Ravey
Malhotra. Seorang pria India yang juga tengah mencari jodoh instan demi mendapatkan
hak memegang kekayaan dalam keluarganya. Dua kepentingan berbeda bersepakat
dalam satu jalan.
Meski
tidak ada darah India mengalir dalam diri penulis, namun sisipan kebudayaan
India terasa begitu memikat dihadirkannya dalam cerita. Salah satunya tentang
bagaimana Talitha harus menyesuaikan diri dengan keluarga besar Malhotra.
Apalagi sang ibu mertua, Laksmi Malhotra, yang diceritakan begitu dominan
mengatur keluarga. “Apa kau tidak
menyimpan bahan-bahan masala chai?
Apa Ravey tidak memberitahumu bahwa itu adalah minuman yang wajib kau suguhkan
setiap kali keluarga mertuamu datang?” (halaman 70)
Seperti
halnya dalam kehidupan nyata, pernikahan memang bukan sekadar penyatuan antara
dua insan semata. Ada dua keluarga besar yang juga harus dipertemukan. Dalam
kultur budaya Indonesia saja, dua orang dengan dua adat dari daerah yang
berbeda tak jarang menimbulkan masalah jika tak disikapi dengan bijak sedari
awal. Dan terkadang pengorbanan dibutuhkan untuk kebaikan semua pihak.
Selain
menyuguhkan konflik-konflik seputar perbedaan kebudayaan di antara Talitha dan
Ravey, penulis juga menyajikan intrik lain seputar pernikahan. Tentu saja,
mengingat sejak awal keduanya menikah memang telah membawa misi dan kepentingan
masing-masing. Diperparah lagi dengan kehadiran bayang-bayang masa lalu Ravey,
juga Nyonya Laksmi yang seolah tak pernah rela dengan keberadaan Talitha,
membuat novel ini semakin menarik untuk dibaca.
Salah
satu ciri khas Riawani Elyta adalah selalu mengusung unsur suspense dalam novelnya. Jadi, meski bergenre romance, A Miracle of Touch pun tak lepas dari hal tersebut. Aroma
misteri pun menjadi salah satu intrik yang disajikan di dalam novel tersebut.
Dikisahkan mobil milik Talitha mengalami sabotase. Namun alih-alih mencelakai
sang empunya, sabotase itu malah membuat Ravey yang harus menanggung akibatnya.
Ravey-lah yang berada di belakang kemudi saat mobil itu kehilangan
keseimbangannya. (halaman 168)
Selain
faktor latar belakang kebudayaan India, cara penuturan yang apik, dan segala
intrik yang menarik, akhir dari kisah ini pun tak kalah menggigit. Prolog yang
dibangun oleh penulis sejak awal cukup mengecoh pembaca begitu memasuki akhir
dari novel ini. Tak heran jika atas semua faktor tersebut, novel ini layak
menyabet penghargaan sebagai pemenang berbakat dari sebuah lomba kepenulisan.
Thank you risa udah baca si amot n juga resensinya:-)
ReplyDeletemasya Allah, aku baca resensinya udah penasaran bingit mbak.
ReplyDeletemba riawani elyta penulis yang mahir dalam menjelahi dunia. kapan ke india mbak? bisa wow begitu. salam kenal
Blognya sengaja dibikin putih simpel gini, Mbak?
ReplyDelete